Tampilkan postingan dengan label Bahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Juni 2014

BUKAN ATAU TIDAK

      Sebagai mahluk sosial, komunikasi dengan sesama manusia merupakan kebutuhan yang sangat penting. Untuk keperluan berkomunikasi, manusia membutuhkan alat. Alat itu adalah bahasa. Bahasa merupakan alat berkomunikasi dan berpikir (Nurjaya,2011). Salah satu karakteristik bahasa adalah bahasa bersifat arbiter (manasuka) dan konvensional (kesepakatan) oleh karena itu bahasa dapat saja berubah secara tidak langsung secara alami di tengah-tengah masyarakat, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE



I . Pengertian Kode  
 Kode biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi antaranggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978:30). Wardhaugh (1986) menyebut kode sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah dialek atau bahasa tertentu. “... that the particular dialect or language one chooses to use on any occasion is a code, a system used communication between two or more parties” (Wardhaugh, 1986:99).
Menurut Wardhaugh, masyarakat bilingual atau multilingual dihadapkan pada masalah untuk memilih sebuah kode (bisa berupa dialek atau bahasa) tertentu pada saat mereka bertutur, dan mereka mungkin juga memutuskan untuk berganti dari satu kode ke kode lain atau mencampur kode-kode tersebut. Dengan demikian, di dalam masyarakat multibahasa terdapat bermacam-macam kode, yang antara lain berupa dialek, sosiolek, serta gaya yang digunakan dalam berkomunikasi. Dengan adanya kode-kode tersebut, penutur dalam lingkungan tutur tersebut akan menggunakan kode sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan cara mengubah variasi penggunaan bahasanya.