Jika Anda melintas di jalan A.Yani No. 126 maka tercium aroma
madu yang mengunggah selera. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 6
November 2012 dibuka usaha UBI BAKAR MADU CILEMBU. Usaha ini baru dirintis
pertama kali di kota Singaraja. Selain di jalan A.Yani, usaha ini juga dibuka
di jalan Gajamada. Sebelumnya usaha ini sudah dibuka di beberapa kota lainnya,
seperti Bekasi, Denpasar, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
Sesuai dengan nama usaha ini, bahan pokok yang diolah adalah
ubi. Berbagai jenis ubi jalar terdapat di Indonesia, salah satunya Ubi Cilembu.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah
Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas,
Pangeran, dan Sumedang. Ubi Madu Cilembu ini sudah jadi komoditi ekspor sampai
ke Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang.
Ubi Cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang,
sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat
manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi Cilembu
akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam oven, terutama apabila ubi mentah
telah disimpan lebih dari satu minggu. Ubi Cilembu dibakar
dengan oven selama 30-90 menit dengan suhu 160 derajat celcius supaya "madu"
dari ubi ini dapat keluar. Cairan madu tersebut hanya didapati pada ubi
Cilembu. Inilah yang menjadi keistimewaan ubi Cilembu dibanding ubi lainnya.
Karena itu, ubi Cilembu disebut juga dengan ubi "Si madu". Setelah dioven ubi
akan tahan hingga 2-3 hari pada suhu normal, dan jika ingin lebih awet bisa
dimasukkan kedalam lemari pendingin dan dihangatkan kembali bila ingin
dikonsumsi. Selain dibakar / oven ubi cilembu juga sudah diolah dan
diperdagangkan dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung,
aneka kue, mie, dan sirup.
Ubi bakar madu dijual dengan harga Rp25.000,00 per/Kg. Selain
masyarakat membeli ubi yang sudah dibakar ada pula masyarakat yang ingin
membeli ubi yang mentah. Untuk harga ubi yang mentah (tidak dibakar) dijual
dengan harga Rp15.000,00 per/Kg. Dari keterangan yang diberikan Atep, salah
satu karyawan usaha Ubi Bakar Madu Cilembu mengatakan bahwa peminat ubi bakar
madu ini sangat banyak. “Dalam sehari, kami dapat menjual ubi bakar madu
cilembu ini sampai 45 Kg yang dibakar dan 25 Kg yang tidak dibakar.” ujar Atep.
Ubi bakar madu ini banyak diminati masyarakat karena kasiatnya yang banyak. Ubi
bakar madu dapat membantu melangsingkan, membantu penyembuhan, baik di konsumsi
bagi penginap penyakit maag, memperlancar buang air besar, hypertensi, asam
urat, diabetes, dan lain-lain. Atep berharap penghasilannya bertampah seiring
dengan tumbuhnya rasa kegemaran masyarakat mengkonsumsi ubi bakar madu Cilembu
ini. “semakin banyak orang sini yang suka, maka akan berdampak terhadap penghasilan
kami. Saya berharap setiap bulan saya dapat mengirimkan uang untuk anak dan
istri saya di Bandung” ujur bapak satu anak ini.
Bagi pencinta makanan yang manis
tetapi takut dengan kolestrol yang tinggi maka ubi bakar Cilembu ini bisa dijadikan salah satu pilihan. Selain rasanya yang
manis, ubi ini juga merupakan makanan yang sehat dan bergizi. Dengan
mengonsumsi ubi bakar Cilembu berarti mencintai produk sendiri.
Tulisan nita sudah bagus, tapi lihat paragraf ke empat kalimat terakhir, nampaknya ada salah penulisan di kata yang seharusnya 'ujar' menjadi 'ujur'. Walau pembaca sudah mengetahui maksud anda namun alangkah baiknya penulisan kata tersebut ditulis dengan benar. Semoga penulisan selanjutnya lebih teliti lagi ya nita!!!
BalasHapusTerimakasih masukannya. Lain kali aku bakalan lebih teliti lagi
BalasHapusSepertinya enak . . . Mungkin sy akan coba untuk merayakan tahun baru . . . :) Terima kasih . .
BalasHapusTulisan yang Nita buat sudah baik, namun terdapat kekurangan pada bagian gambar atau objek. Pengambilan gambar yang kurang jelas mengakibatkan penataan dan posisi gambar tidak maksimal.
BalasHapus