Kamis, 19 Juni 2014

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL TERPADU TIPE CONNECTED




Abstrak
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra. Dalam Kurikulum 2013 tidak memunculkan keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun demikian adanya, pengajar harus mampu mendesain pembelajaran sedemikan rupa sehingga memasukkan dua atau lebih keterampilan berbahasa untuk dilatihkan. Hal itu dapat diwujudkan dengan mendesain pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe connected. Tipe connected merupakan tipe yang tepat digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia yang melatihkan beberapa keterampilan ke dalam satu materi. Dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
Kata kunci: keterhubungan, connected, terpadu , bahasa Indonesia

Penjelasan Gamblang Mengenai Apa yang Membuat Kelas Menjadi Penuh Inspirasi bagi Siswa Belajar Mengekspresikan Perilaku dan Dialog Tokoh dalam Drama


             Motivasi berpangkal dari kata “motif”. Biasanya motif diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut Mc.Donald (dalam Suyanto dan Asep;2012:70), motivasi adalah perubahan energi pada diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi sangat berperan dalam belajar, termasuk dalam belajar bahasa (Sudiana,2006:84). Motivasi dapat digunakan sebagai pengerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan dalam proses belajar.

BUKAN ATAU TIDAK

      Sebagai mahluk sosial, komunikasi dengan sesama manusia merupakan kebutuhan yang sangat penting. Untuk keperluan berkomunikasi, manusia membutuhkan alat. Alat itu adalah bahasa. Bahasa merupakan alat berkomunikasi dan berpikir (Nurjaya,2011). Salah satu karakteristik bahasa adalah bahasa bersifat arbiter (manasuka) dan konvensional (kesepakatan) oleh karena itu bahasa dapat saja berubah secara tidak langsung secara alami di tengah-tengah masyarakat, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE



I . Pengertian Kode  
 Kode biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai untuk berkomunikasi antaranggota suatu masyarakat bahasa (Poedjosoedarmo, 1978:30). Wardhaugh (1986) menyebut kode sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah dialek atau bahasa tertentu. “... that the particular dialect or language one chooses to use on any occasion is a code, a system used communication between two or more parties” (Wardhaugh, 1986:99).
Menurut Wardhaugh, masyarakat bilingual atau multilingual dihadapkan pada masalah untuk memilih sebuah kode (bisa berupa dialek atau bahasa) tertentu pada saat mereka bertutur, dan mereka mungkin juga memutuskan untuk berganti dari satu kode ke kode lain atau mencampur kode-kode tersebut. Dengan demikian, di dalam masyarakat multibahasa terdapat bermacam-macam kode, yang antara lain berupa dialek, sosiolek, serta gaya yang digunakan dalam berkomunikasi. Dengan adanya kode-kode tersebut, penutur dalam lingkungan tutur tersebut akan menggunakan kode sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan cara mengubah variasi penggunaan bahasanya.